 |
| Kajari Morowali, I Wayan Suardi SH MH. |
MOROWALI- Setelah bergulir cukup lama, Kejaksaan Negeri (Kejari) Morowali akhirnya menaikkan status kasus dugaan korupsi penyertaan modal di Perusda dan kasus dugaan korupsi di Dinas Perikanan dari penyelidikan ke penyidikan.
Hal itu disampaikan Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Morowali, I Wayan Suardi SH MH, di hadapan awak media, Rabu, 17 Juli 2024. Kata Kajari, kedua kasus Tipikor tersebut dalam proses sidik. Pihaknya berupaya, agar kedua kasus ini secepatnya memasuki tahap penuntutan.
"Untuk informasikan perkembangan dua kasus Tipikor Perusda dan Dinas Perikanan yang ditangani oleh Pidana Khusus (Pidsus), telah memenuhi unsur dua alat bukti, calon tersangkanya sudah ada, tinggal menunggu waktu segera diumumkan," tegas I Wayan Suardi.
Kasus Perusda sesuai hasil audit dari Inspektorat ditemukan kerugian negara senilai kurang lebih Rp2,1 miliar, sementara untuk kasus Dinas Perikanan penyidik Kejaksaan Negeri sejauh ini telah memeriksa sebanyak 38 saksi, dan hasilnya juga telah memenuhi unsur dua alat bukti--, sama seperti kasus Perusda.
"Di sini kita tidak hanya mengejar siapa tersangka utama yang menyebabkan terjadinya kerugian negara pada kasus Perusda dan Dinas Perikanan, tetapi oknum lain yang ikut menikmati hasil perbuatan korupsi tersebut juga akan diseret hingga ke pengadilan. Berdasarkan UU Tipikor, perbuatan korupsi merupakan perbuatan melawan hukum dengan memperkaya diri sendiri, orang lain, dan korporasi," cetus I Wayan Suardi.
Selain dua kasus korupsi, Kajari memaparkan perkembangan kasus Pidana Umum (Pidum) yang ditangani pada 2024, di mana kasus Narkoba masih yang tertinggi sekitar 50% hingga 60% didominasi kasus Narkoba, selebihnya kasus kekerasan fisik seperti penganiayaan dan pembunuhan, sedang untuk Bidang Datun, Kejari Morowali sejauh ini telah menyelamatkan kerugian negara senilai kurang lebih Rp3,5 miliar. (FAUSIAH WULANDARI HAFID)
Tidak ada komentar: