ads

Headline

Metro

Hukum

Daerah

Politik

Penulis, Nurdin SH. 

PEKAN lalu, penulis diberi kesempatan dan kepercayaan sebagai salah-satu pemateri dalam acara Stadium General dengan tema "Membangkitkan Pemimpin Berkarakter Negarawan dan Narasi Ke Indonesiaan", sebuah tema yang cukup menarik.


Hadir pula sebagai narasumber dalam acara yang diselenggarakan oleh KAMMI Daerah Luwu Raya tersebut, kawan penulis seorang kandidat Doktor, Wahyudi Yunus SH MH. Selain Ketua KNPI, juga sebagai Ketua SMSI Kota Palopo.


Pada kesempatan tersebut, Wahyudi memaparkan tentang bagaimana konsep kepemimpinan di masa yang akan datang sebuah ide atau gagasan dari seorang anak muda yang brilian, setidaknya itu menurut penulis. 


Bahwa salah-satu ciri seorang pemimpin yang berkarakter menurut pandangan penulis adalah mereka yang konsisten. Makna sederhananya bahwa apa yang diucapkan, itu yang dilaksanakan. Jadi, antara ucapan dan perbuatan, sejalan.


Yang kalau dalam bahasa Bugis disebut "Taro Ada, Taro Gau" jika diartikan secara leterlijk "Simpan kata, simpan perbuatan." 

Di dalam tradisi, bukan hanya suku-suku yang ada di Sulsel melainkan yang ada di Indonesia pada umumnya, bahwa sejatinya seorang pemimpin harus bisa menjadi teladan. 


Yang salah-satu cirinya harus bisa menunjukkan satunya kata dengan perbuatan. Pada dimensi lain, taro ada taro gau juga adalah menepati janji, komitmen, dan konsisten. Dalam arti, ketika sudah mengikat kata, maka itu pulalah yang ditunaikan. 


Bukan mengikat kata lalu ditinggalkan. Apalagi lari dari komitmen tanpa pembicaraan apa-apa. Komitmen dalam kesatuan kata dan perbuatan, penting tidak hanya bagi seorang pemimpin tapi juga bagi semua orang sebab tidak jarang, lain kata lain pula perbuatan.


Apalagi menjelang Pemilu, di mana baliho sudah mulai bertebaran di setiap sudut jalan dengan berbagai ukuran selain terdapat gambar atau foto para caleg yang telah diedit sedemikian rupa agar terlihat memesona.


Juga di baliho tersebut, terkadang terdapat bahasa atau kalimat yang cukup menarik dan tentu saja tidak ada tujuan lain selain agar masyarakat memilihnya kelak di kemudian hari.


Kita berharap, bahwa kalimat yang ada di setiap baliho itu, benar-benar diwujudkan kelak jika mereka terpilih sebagaimana harapan masyarakat, tidak sekedar memberi harapan yang melambung tinggi seperti guyonan kawan penulis. 


Katanya, "Saya akan membangun jembatan di sana" padahal diketahui di sana tidak ada sungai. Itu menandakan, bahwa begitu menggebu-gebunya harapan atau janji yang ditawarkan sementara dipahami kalau janji tersebut tidak akan mungkin dapat ditepati. 


Untuk itu, diingatkan kepada kita agar memilih bukan hanya karena ketenaran orangnya namun mengetahui apa program yang ditawarkan, apa yang akan dikerjakan bagi kemajuan suatu daerah jika kelak benar-benar dipilih oleh masyarakat.


Demikian halnya bagi calon-calon pemimpin di masa yang akan datang, tidak hanya memberikan harapan yang hanya akan meninabobokan masyarakat seperti cerita dalam buku dongeng melainkan benar-benar "Taro ada, taro gau". (****)

About koranakselerasi

OnlineAkselerasi.com juga beredar dalam versi cetak (Koran Akselerasi) yang beredar di wilayah Luwu Raya dan Toraja. Semoga, kehadiran media ini, dapat menambah khasana bacaan masyarakat yang lebih edukatif dan mendidik.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top