Rapat mediasi warga Desa Tondo dan pihak managemen PT BTIIG. |
MOROWALI- Kegiatan PT Baoshuo Taman Industry Investment Group (BTIIG) di Desa Tondo, Kecamatan Bungku Barat, malah berbuntut protes.
Pasalnya, sedikitnya terdapat 28 perahu nelayan setempat tertimbun dan mengalami rusak berat akibat aktivitas PT BTIIG di kawasan pesisir Tondo.
Masalah ini, telah dimediasi Pemerintah Desa (Pemdes) Tondo, Senin (16/5/2023) lalu, dalam pertemuan tersebut warga mendesak perusahaan (PT BTIIG) agar mengganti rugi perahu yang rusak akibat tertimbun oleh aktivitas PT BTIIG.
Terkait hal itu, Kepala Desa (Kades) Tondo, Hasrun, Minggu (21/5/2023), mengharapkan manajemen PT BTIIG agar mendengar dan memperhatikan aspirasi para nelayan. "Perusahaan harus menindaklanjuti keluhan masyarakat, sebab rusaknya perahu nelayan berkaitan pekerjaan perusahaan," terang Hasrun.
Sementara, Manager Eksternal PT BTIIG, Ahmad Subair, memastikan bahwa pihaknya tetap berpegang teguh pada komitmen dan pihaknya meminta agar dinas terkait ikut ambil bagian menengahi persoalan ini, sehingga ada solusi yang diperoleh kedua belah pihak.
Menurutnya, PT BTIIG selama ini telah berupaya mendengarkan aspirasi warga Tondo, termasuk merealisasikan pembangunan akses jalan pada kawasan pantai untuk menunjang aktivitas para nelayan. Akses jalan ke laut itu, sudah dibuka. Sekedar tambahan informasi, rapat mediasi antara warga dan PT BTIIG, dihadiri Kabid Pengawasan Dinas Kelautan dan Perikanan Morowali. (FAUSIAH WULANDARI HAFID)
Tidak ada komentar: