Walikota Palopo, HM Judas Amir, saat memimpin upacara Hari Pahlawan, tanggal 10 November 2018. |
"Dalam perjalanan bangsa Indonesia, jasa Soekarno, bisa dibilang sangat-lah besar. Setelah berabad-abad lamanya dijajah bangsa asing, Soekarno, tampil memerdekakan Indonesia di tahun 1945. Waktu itu, banyak pejuang kita yang berkorban untuk berdirinya Indonesia yang berdaulat. Soekarno berjuang lewat jalur diplomatik," sebut HM Judas Amir, saat mengawali sambutannya.
Hari Pahlawan yang diperingati sekarang ini, lanjut dia, merupakan sebuah sejarah heroik mengenang peristiwa pertempuran di Surabaya, tepatnya 73 tahun silam. Itu merupakan perang fisik pertama, pasca Indonesia memproklamirkan diri.
"Momentum Hari Pahlawan, menjadi simbol keberanian bangsa Indonesia, dengan semangat pantang menyerah, dan berkorban tanpa pamrih. Pahlawan yang telah gugur mendahului kita itu, merupakan para syuhada bangsa, dan mereka telah mewariskan NKRI untuk kita jaga keutuhan dan kedaulatannya bersama-sama," sambung HM Judas, membacakan sambutan Mensos-RI, Agus Gumiwang.
Sehingga, sambung dia, peringatan Hari Pahlawan, hendaknya tidak dijadikan sebagai acara seremonial belaka, tetapi banyak hikmah yang patut dipetik di balik peristiwa bersejarah tersebut.
"Tugas generasi muda sekarang, ialah menggali nilai-nilai kepahlawanan yang telah ditunjukkan mereka yang telah berjuang untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Kepahlawanan tidak bersifat statis, namun dinamis. Bisa menguat dan bisa pula melemah. Seluruh rangkaian Hari Pahlawan setidaknya dapat menjadi energi dan semangat baru bagi bangsa Indonesia, dengan menanamkan semangat juang dan patriotisme," harapnya.
Hari Pahlawan tahun ini mengusung tema "Semangat Pahlawan di Dadaku", di Palopo rangkaiannya meliputi pengukuhan pengurus perkumpulan penyandang disabilitas, upacara ziarah nasional, upacara tabur bunga di TMP, ramah tamah Pemkot Palopo, LVRI dan masyarakat, serta dzikir bersama di Istana Kedatuan Luwu. (TOM)
Tidak ada komentar: