Rayakan Imlek, Warga Tionghoa Palopo berdoa di Vihara Cakrawala Dharma. |
Secara bergantian, warga Tionghoa sembahyang di hadapan patung Dewi Kwan Im di dalam Vihara yang dikelola Yayasan Eka Dharma Manggala. Sesuai kepercayaan mereka, Dewi Kwan Im adalah dewi pembawa berkat dan keberuntungan.
Sesepuh warga Tionghoa Palopo, Koh Benny Wijaya, menjelaskan, masuknya tahun anjing tanah diharapkan mampu membawa rezeki yang melimpah, serta dampak terhadap kestabilan bangsa dan negara yang semakin aman, damai, dan sentosa.
"2018 merupakan tahun politik di Indonesia. Namun, harapan kita pesta demokrasi tersebut berjalan lancar, dan aman. Roda perekonomian semakin baik, masyarakat sejahtera," ucap Benny.
Perayaan Gong Xi Fat Chai, kata dia, bukanlah tradisi agama melainkan kepercayaan yang sudah ada sejak turun temurun dari nenek moyang mereka. Simbol warna merah yang menghiasi pernak-pernik di perayaan Imlek, disebutkan Benny, melambangkan kedamaian dan kebaikan hati.
"Warna merah dapat membawa kedamaian dan kesejukan hati. Sementara, buah-buahan seperti apel, sirsak, dll melambangkan keseburan dan kemakmuran," paparnya.
Pihaknya meyakini, ornamen-ornamen Imlek itu membawa aura positif. Khusus tradisi bagi-bagi angpao (ampol, red) pada perayaan Imlek, diperuntukkan kepada para saudara dan anak-anak serta mereka yang belum berkeluarga, sehingga ke depan cepat memperoleh jodoh serta keturunan yang baik.
"Angpao dapat membuka pintu jodoh bagi mereka yang belum memiliki pasangan hidup. Melalui nuansa Imlek kali ini, saya ucapkan Xin Njan Kuai Le, Xin Nian Jin Pu (selamat tahun baru Imlek), semoga Palopo semakin maju, dan sukses bagi kita semua," tutup Benny. (ARI)
Tidak ada komentar: