Wahyu Hidayat. |
Istilah EBP mungkin masih asing di telinga beberapa perawat baik di rumah sakit, klinik, dan komunitas. Evidance-Based Practice (EBP) merupakan proses menggunakan hasil penelitian yang bertujuan membantu pengambilan keputusan klinik dalam proses pelayanan keperawatan terhadap pasien.
Keprofesionalan seorang perawat tidak hanya diukur dari tingkat pendidikan dan banyaknya kewenangan klinis yang dimiliki, tetapi juga bagaimana seorang perawat selalu meng up-date ilmu pengetahuan dan keterampilan dengan memanfaatkan jurnal-jurnal penelitian dalam proses pemberian asuhan keperawatan agar kompetensi dapat terus meningkat sesuai dengan perkembangan IPTEK.
Sampai sekarang ini, sebagian perawat dalam praktik keperawatan profesional jarang yang menggunakan hasil penelitian terbaru dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien baik di komunitas maupun di klinik.
Masih terdapat beberapa perawat yang bekerja hanya berkiblat pada apa yang mereka pelajari saat masih mengenyam pendidikan keperawatan. Padahal, telah banyak publikasi internasional yang memberikan pilihan dalam praktik keperawatan dalam mengatasi masalah pasien.
EBP menjadi komponen yang sangat penting dalam menjamin kualitas pelayanan yang diberikan. Hambatan perawat untuk menggunakan penelitian dalam praktik dikarenakan perawat terjebak dalam comfort zone, sehingga mengakibatkan kurangnya minat untuk membaca penelitian dan kurangnya kesadaran tentang pentingnya praktik berbasis bukti.
Untuk mencapai Institute of Medicine (IOM) pada tahun 2020, 90% dari semua keputusan klinis di pelayanan kesehatan harus berbasis bukti penelitian. Untuk itu perlu membangun budaya organisasi yang mendukung EBP, menerapkan strategi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat tentang EBP, dan memberikan lingkungan dimana EBP dapat berkembang dan dipertahankan.
Oleh karenanya, kerja sama antar personil sistem kesehatan seperti perawat, pendidik klinis, dan manajer sangat penting. Upaya kolaborasi antara peneliti perawat di akademik dan perawat klinis dalam pelayanan keperawatan akan memberikan efek sinergis dalam menciptakan praktik berbasis bukti yang lebih efisien.
Nilai pemanfaatan penelitian harus ditekankan pada semua tingkat pendidikan keperawatan sebagai cikal bakal dalam membentuk karakter perawat yang profesional berbasis EBP.
Sebagai langkah awal studi yang direkomendasikan di masa sekarang adalah penelitian yang menyelidiki mengapa perawat sulit menerapkan hasil penelitian, studi perbandingan budaya di berbagai pelayanan kesehatan serta penelitian tindakan yang mengembangkan dan menguji keefektifan praktik berbasis bukti dianggap perlu untuk menjawab permasalah penerapan EBP.
Memaksimalkan iklim EBP pada pelayanan kesehatan harus menekankan pentingnya pedoman kebijakan dan prosedur berbasis penelitian. Maka dari itu perawat yang berada pada posisi manajerial mungkin merupakan kunci dalam perubahan tersebut. Penentu kebijakan di pelayanan kesehatan diharapkan memulai membahas masalah klinis yang mempengaruhi keperawatan dengan tujuan membiasakan perawat untuk membaca, memahami, dan menganalisa bagaimana hasil penelitian dapat mempengaruhi perawatan pada pasien.
Dengan terciptanya iklim EBP di berbagai tingkat pelayanan akan mampu menghasilkan pelayanan keperawatan yang profesional. Sejalan dengan hal itu, peningkatan kompetensi perawat akan mendorong meningkatnya mutu pelayanan keperawatan, kepuasan pasien dan persepsi masyarakat terhadap profesi keperawatan akan semakin jauh lebih baik. (****)
Tidak ada komentar: