Proyek revitalisasi Lapangan Pancasila yang saat ini sementara berjalan kembali mendapat sorotan tajam LCC. |
"Ada indikasi manipulasi soal penggunaan peralatan penimbunan Lapangan Pancasila. Untuk pemadatan tanah, seharusnya memakai Bomag, tetapi rekanan justru menggunakan Tandem Roller. Ini kan sudah beda," protes Rawas Sakti, Rabu (30/8/2017).
Ia juga menyayangkan, penimbunan yang dianggarkan senilai Rp3 miliar lebih dari total anggaran keseluruhan Rp9 miliar, menggunakan tanah urug yang berasal dari tambang galian C ilegal yang dicampur limbah dan cadas. Rawas meyakini, cara tersebut mempengaruhi kualitas hasil pekerjaan.
Menanggapi sorotan LCC, Ketua ULP Palopo, Anshar Dahcri, Selasa, 29 Agustus 2017 lalu, mengaku tak mengetahui soal penggunaan peralatan yang tidak sesuai spesifikasi.
"Kita tidak tahu peralatan yang mereka (PT Tahta Pratama, red) gunakan. Kami hanya meminta STNK alat berat yang digunakan, sementara fisiknya tidak dicek," akunya.
Terpisah, PPK Proyek Revitalisasi Lapangan Pancasila pada Dinas PUPR Palopo, Lukman, yang ditemui sore tadi, berjanji akan mengkonfrontir temuan LCC tersebut dengan pihak rekanan beserta konsultan pengawasnya. Kalau itu benar, sebut Lukman, pihaknya akan melayangkan teguran.
PT Tahta Pratama Sejati melalui pelaksana lapangannya, Ayub, ketika hendak dimintai tanggapannya sekaitan sorotan LCC, tidak berada di tempat. Begitupun saat telepon genggamnya dihubungi, nomor seluler yang bersangkutan tak aktif. (MDT)
Tidak ada komentar: