 |
| Kantor BRI Cabang Palopo didemo oleh nasabahnya, Hj Mulyani S. |
Massa yang berjumlah sekitar 50-an orang, dipimpin Akmal, selaku korlap/divisi investigasi & advokasi, dalam orasinya mereka menyampaikan lima butir tuntutan.
Pertama, massa mendesak BRI Palopo mengembalikan sertifikat hak milik Hj Muliany S yang telah lunas. Memproses secara hukum oknum PT BRI Cabang Palopo/KCP yang disinyalir meraibkan dana nasabah Abd Salam Syampala yang berakibat kerugian, dimana agunan/rumah dilelang diduga secara sepihak.
Mereka juga meminta BRI melakukan penagihan hanya pada jam/hari kerja, tidak melakukan intimidasi, teror, menjatuhkan mental nasabah, hingga menyemprotan asset yang berujung nasabah stress, stroke, dll. "Kami harapkan, BRI merujuk pada hukum perbankan dan UU Hak Tanggungan No: 4/1996 terutama pasal 14, 20, 26," seru massa pendemo.
Tuntutan mereka yang terakhir, adalah menonaktifkan Pincab BRI Palopo. Menyikapi aksi itu, pihak BRI Palopo menggelar pertemuan di Aula Kantor BRI Cabang Palopo, Jln KHM Kasim, yang dihadiri Pimpinan BRI Palopo, Cristofe dan Hj Mulyani S didampingi korlap aksi, Akmal.
Hasil yang disepakati, pihak BRI memberi tenggang waktu selama enam bulan kepada Hj Mulyani S menyelesaikan utang-piutang dengan cara mencari pembeli untuk ruko yang berada di Kabupaten Luwu. Namun, Hj Mulyani S meminta tenggang waktu 10 bulan.
Permintaan Hj Mulyani ini, belum dapat diputuskan oleh pihak BRI Palopo tanpa ada rekomendasi dari pimpinan wilayah BRI. (ARI)
Tidak ada komentar: